Rabu, 18 Mei 2016

Sejarah Parawisata Indonesia / Wonderful Indonesia (1)


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Wonderful Indonesia dalam hubungannya
dengan Parawisata Indonesia dan Sejarah)
________________________________________________________________















________________

Kata Pengantar
________________

Para kawan dimanapun berada...!

Malam ini penulis mengurai dulu seputar "Parawisata Indonesia" yang
sudah sama kita ketahui berslogankan, "Wonderful Indonesia" sejak
tahun 2011.

Karena uraian cukup luas, maka postingan ini penulis bagi menjadi
beberapa Judul :

1. Parawisata Indonesia dan Sejarahnya, link :
http://myloveindonesiaraya.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-parawisata-indonesia-wonderful.html

2. Objek Wisata Indonesia, link :
http://myloveindonesiaraya.blogspot.co.id/2016/05/objek-wisata-indonesia-dalam-wonderful.html

3. Fasilitas dan Regulasi, link :
http://myloveindonesiaraya.blogspot.co.id/2016/05/fasilitas-dan-regulasi-visa-wonderful.html

4. Arti dan Makna Logo Wonderful Indonesia, link :
http://myloveindonesiaraya.blogspot.co.id/2016/05/arti-dan-makna-logo-wonderful-indoesia-4.html


Selamat menyimak...!
_________________________________________________________

Sekilas info Parawisata Indonesia dan Sejarahnya
_________________________________________________________



























Ket :
Pantai Jimbaran, Bali.

* Pemahaman Umum

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di
Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga
dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi
serta minyak kelapa sawit.[1] Berdasarkan data tahun 2014, jumlah
wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta
lebih atau tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata
di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508
pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai
terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa.

Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk
terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di
Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional
di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia.

Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya
yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang
dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh
kepulauan tersebut.

Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau,
dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia.
Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan
oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam
Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu
wayang, keris, batik dan angklung.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi
yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali sekitar
lebih dari 3,7 juta disusul, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan,
Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat.[8] Sekitar 59% turis
berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk
tujuan bisnis.

Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah
wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN.

Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan RRC
berada di urutan pertama disusul Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan
India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari
negara Britania Raya disusul oleh Belanda, Jerman dan Perancis.

Pengelolaan kepariwisataan, kebijakan nasional, urusan pemerintahan
di bidang kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia diatur oleh
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.

* Sejarah Paawisata Indonesia (Dari Abad 8 - 20011)





















Ket :
Hotel Oranje, salah satu hotel pertama yang didirikan pada zaman
Hindia Belanda.

Bidang jasa pelayanan yang berkaitan dengan pariwisata mungkin
sudah berkembang sejak zaman Indonesia purba, khususnya Jawa kuno
abad ke-8; beberapa panel relief di Borobudur menggambarkan adegan
penjual minuman, semacam warung, kedai, atau rumah makan, serta
ada bangunan yang didalamnya ada orang tengah minum-minum dan
bersenang-senang, mungkin menggambarkan rumah minum atau penginapan.


Indonesia memiliki catatan sejarah kebudayaan pariwisata sejak
abad sejak abad ke-14. Kakawin Nagarakretagama mencatat bahwa Raja
Hayam Wuruk telah mengelilingi Kerajaan Majapahit yang kini menjadi
daerah Jawa Timur menggunakan pedati dengan iring-iringan pejabat
negara.

Catatan Perjalanan Bujangga Manik, seorang resi pengelana Hindu
dari Pakuan Pajajaran yang ditulis pada abad ke-15 menceritakan
perjalanannya keliling pulau Jawa dan Bali. Meskipun perjalannya
bersifat ziarah, namun kadang-kadang ia menghabiskan waktu seperti
seorang pelancong zaman modern: duduk, mengipasi badannya dan
menikmati pemandangan di daerah Puncak, khususnya Gunung Gede
yang dia sebut sebagai titik tertinggi dari kawasan Pakuan.

Setelah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal abad ke-19,
daerah Hindia Belanda mulai berkembang menjadi daya tarik bagi para
pendatang yang berasal dari Belanda.

Gubernur jenderal pada saat itu memutuskan pembentukan biro wisata
yang disebut Vereeeging Toeristen Verkeer yang gedung kantornya
juga digunakan untuk maskapai penerbangan Koninklijke Nederlansch
Indische Luchtfahrt Maatschapijj (kini disebut dengan KLM).

Hotel-hotel mulai bermunculan seperti Hotel des Indes di Batavia,
Hotel Oranje di Surabaya dan Hotel De Boer di Medan. Tahun 1913,
Vereeneging Touristen Verkeer membuat buku panduan mengenai objek
wisata di Indonesia.

Sejak saat itu, Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara dan
jumlah kedatangan wisman meningkat hingga lebih dari 100% pada
tahun 1927.

Pada 1 Juli 1947, pemerintah Indonesia berusaha menghidupkan
sektor pariwisata Indonesia dengan membentuk badan yang dinamakan
HONET (Hotel National & Tourism) yang diketuai oleh R. Tjitpo Ruslan.

Badan ini segera mengambil alih hotel - hotel yang terdapat di
daerah sekitar Jawa dan seluruhnya dinamai Hotel Merdeka. Setelah
Konferensi Meja Bundar, badan ini berganti nama menjadi NV HORNET.

Tahun 1952 sesuai dengan keputusan presiden RI, dibentuk Panitia
InterDepartemental Urusan Turisme yang bertugas menjajaki kemungkinan
terbukanya kembali Indonesia sebagai tujuan wisata.




























Ket :
Maskot Tahun Kunjungan Indonesia 1992.

Pada masa Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh
secara perlahan. Pemerintah pernah mengadakan program untuk
meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang
disebut dengan Tahun Kunjungan Indonesia.

Program ini meningkatkan kunjungan turis internasional hingga 400.000
orang. Selain itu pada tahun 1992, pemerintah mencanangkan Dekade
Kunjungan Indonesia, yaitu tema tahunan pariwisata sampai dengan
tahun 2000.

Kepercayaan dunia internasional terhadap pariwisata Indonesia
mulai mengalami penurunan pada insiden pengeboman Bali tahun 2002
yang menyebabkan penurunan wisatawan yang datang ke Bali sebesar
32%.

Aksi teror lainnya seperti Bom JW Marriott 2003, Pengeboman
Kedutaan Besar Australia, Bom Bali 2005 dan Bom Jakarta 2009
juga memengaruhi jumlah kedatangan wisman ke Indonesia.

Aksi terorisme di Indonesia ini mengakibatkan dikeluarkannya
peringatan perjalanan oleh beberapa negara seperti Australia
dan Britania Raya pada tahun 2006.

Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Tahun
Kunjungan Indonesia 2008 untuk meningkatkan jumlah wisatawan
nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia, selain itu program
ini sekaligus untuk memperingati 100 tahun kebangkitan nasional
Indonesia.

Danap  
    $       tuk program ini sebesar 15 juta dolar
Amerika Serikat yang sebagian besar digunakan untuk program
pengiklanan dalam maupun luar negeri. Hasil dari program ini
adalah peningkatan jumlah wisatawan asing yang mencapai 6,2
juta wisatawan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,5 juta
wisatawan.

Sebagai upaya dalam meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia melanjutkan
program "Tahun Kunjungan Indonesia" pada tahun 2009 dengan
target 6,4 juta wisatawan dan perolehan devisa sebesar 6,4 miliar
dolar Amerika Serikat, sedangkan pergerakan wisatawan nusantara
ditargetkan 229,95 juta perjalanan dengan total pengeluaran lebih
dari 128,77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke "pertemuan,
insentif, konvensi dan pertunjukan serta wisata laut".

Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia mencanangkan kembali
"Tahun Kunjungan Indonesia serta Tahun Kunjung Museum 2010".
Program ini dilakukan untuk mendorong kesadaran masyarakat
terhadap museum dan meningkatkan jumlah pengunjung museum.

Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia menetapkan Wonderful
Indonesia sebagai manajemen merek baru pariwisata Indonesia,
sementara untuk tema pariwisata dipilih "Eco, Culture, and MICE".
Logo pariwisata tetap menggunakan logo "Tahun Kunjungan Indonesia"
yang dipergunakan sejak tahun 2008.











____________

Penutup
____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

"Majulah Parawisata Indonesia"

...dan...

Selamat malam...!





















____________________________________________________________________
Cat :
Wikipedia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar